Perubahan iklim merupakan isu global yang mempengaruhi berbagai industri, termasuk industri otomotif. Industri ini bertanggung jawab atas sebagian besar emisi gas rumah kaca global, dan akibatnya, menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengurangi jejak karbonnya. Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi dampak perubahan iklim terhadap industri otomotif dan langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk mengatasi tantangan ini. Eits udah pada tau belum nihhh?? Kalau ada tempat judi yang seru, aman terpercaya, dan juga tingkat kemenangan yang sangat tinggi loh, dimana lagi kalau bukan di Okeplay777.

 

Peningkatan Tekanan untuk Mengurangi Emisi

 

Industri otomotif menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengurangi jejak karbonnya karena negara-negara di seluruh dunia menerapkan peraturan yang lebih ketat untuk memerangi perubahan iklim. Di Uni Eropa, misalnya, pabrikan mobil diharuskan mengurangi emisi rata-rata armada mereka menjadi 95 gram CO2 per kilometer pada tahun 2021, dengan pengurangan lebih lanjut yang direncanakan untuk tahun-tahun mendatang. Peraturan serupa diberlakukan di negara lain, seperti Jepang dan China.

 

Selain tekanan regulasi, produsen mobil juga menghadapi tekanan dari konsumen dan investor untuk mengurangi emisi mereka. Konsumen menjadi lebih sadar lingkungan dan semakin memilih kendaraan dengan emisi lebih rendah, sementara investor menuntut perusahaan mengatasi perubahan iklim sebagai bagian dari tanggung jawab perusahaan mereka.

 

Bergeser Menuju Kendaraan Listrik

 

Salah satu cara industri otomotif merespons tekanan untuk mengurangi emisi adalah dengan beralih ke kendaraan listrik (EV). EV ditenagai oleh baterai yang diisi oleh listrik dari jaringan, bukan oleh bensin atau solar. Hasilnya, mereka menghasilkan nol emisi di knalpot, menjadikannya alternatif yang lebih bersih untuk kendaraan tradisional.

 

Banyak pabrikan mobil telah memperkenalkan EV ke dalam jajaran produk mereka, dan pasar EV diperkirakan akan terus tumbuh di tahun-tahun mendatang. Menurut sebuah laporan oleh Bloomberg New Energy Finance, EV diharapkan mencapai 10% dari penjualan kendaraan penumpang global pada tahun 2025 dan 28% pada tahun 2030.

 

Investasi dalam Teknologi Bersih

 

Selain beralih ke EV, industri otomotif juga berinvestasi dalam teknologi bersih lainnya untuk mengurangi emisi. Ini termasuk pengembangan kendaraan hybrid, yang menggabungkan motor listrik dengan mesin bensin atau diesel untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi.

 

Produsen mobil juga berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi baru, seperti sel bahan bakar hidrogen, yang menghasilkan listrik dengan menggabungkan hidrogen dan oksigen, hanya menghasilkan air sebagai produk sampingan. Sementara kendaraan sel bahan bakar hidrogen masih dalam tahap awal pengembangan, mereka memiliki potensi untuk menjadi alternatif tanpa emisi untuk kendaraan tradisional.

 

Manajemen rantai persediaan

 

Area lain di mana industri otomotif menangani perubahan iklim adalah manajemen rantai pasokannya. Industri ini adalah salah satu konsumen bahan baku terbesar, seperti baja dan aluminium, yang produksinya padat energi. Produsen mobil mengambil langkah untuk mengurangi dampak lingkungan dari rantai pasokan mereka dengan bekerja sama dengan pemasok untuk mengurangi penggunaan energi dan emisi.

 

Misalnya, Ford telah menerapkan program untuk mengurangi jejak karbon rantai pasokannya dengan bekerja sama dengan pemasok untuk menetapkan target pengurangan gas rumah kaca dan menerapkan tindakan penghematan energi. Demikian pula, BMW telah menerapkan program untuk mengukur jejak karbon dari seluruh rantai pasokannya dan telah menetapkan tujuan untuk mengurangi emisi sebesar 20% pada tahun 2030.

 

Kesimpulan

 

Industri otomotif menghadapi tekanan yang meningkat untuk mengurangi jejak karbonnya dan mengatasi tantangan perubahan iklim. Produsen mobil menanggapi tantangan ini dengan beralih ke kendaraan listrik, berinvestasi dalam teknologi bersih, dan meningkatkan manajemen rantai pasokan untuk mengurangi emisi. Sementara jalan industri masih panjang, upaya ini merupakan langkah penting untuk mengurangi dampak lingkungan dari sektor otomotif dan mengatasi tantangan global perubahan iklim.