Sepak bola. Masalah sepak bola Indonesia sepertinya tidak akan pernah selesai. Masalah yang terjadi dalam sepak bola seperti kanker yang menyebar ke seluruh tubuh dan sulit untuk disembuhkan. 

Berita pahit ketika kita mendapat kabar, FIFA membatalkan drawing Piala Dunia U-20 di Bali. Seharusnya dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2023, undian piala dunia urung dilaksanakan. Piala Dunia U-20 2023 yang sedianya akan dilaksanakan pada  20 Mei - 11 Juni 2023 terancam batal dilaksanakan di Indonesia.  Kegaduan pun menggurita bukan hanya di Tanah Air tetapi sampai ke berbagai belahan dunia. 

BACA JUGA: Ingin judi bola yang terpercaya dan tingkat kemenangan tinggi, yuk kunjungi <<<Okeplay777>>> selain judi bola juga terdapat slot judi online lainnya yang tentunya lengkap dan seru.

Kabar pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pun semakin santer. Apalagi lagu Piala Dunia berjudul "Glorious" yang dibawakan oleh Weird Genius bersama Tiara Andini, Lyodra Ginting, dan Ziva Magnolya, dikabarkan menghilang dari seluruh akun media sosial Federasi Sepak Bola Internasional alias FIFA (Federation Internationale de Football Association). (2) Kekecewaan yang luar biasa dirasakan oleh rakyat indonesia, sehingga muncul berbagai komentar pedas di berbagai akun-akun sosial. Saling tuding, siapa pembuat ontran-ontran ini.  

Kegaduhan inipun menjadi lengkap, ketika tokoh-tokoh politik dianggap sebagai biang keladi semua peristiwa ini. Pembatalan drawing oleh FIFA itu terjadi setelah Gubernur Bali I Wayan Koster menolak kedatangan Israel. Tokoh partai PDIP dan juga kepala daerah Provinsi Bali tersebut didukung juga oleh Gubernur Jawa Tengah,  Ganjar Pranowo. Beberapa elemen masyarakat juga menyatakan sikap menolak kehadiran  tim Israel bertanding di Indonesia, misalnya, Persaudaraan Alumni (PA) 212, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Medical Emergency Rescue Committe (Mer-C), Aqsa Working Group (AWG), Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam (KISDI). (3) 

Kontan masalah semakin menggurita. Sepak bola dikaitkan dengan politik.  Sepak bola dianggap menjadi alat politik. Sepak bola dianggap alat mencari dukungan. Sepak bola dan politik tak bisa terpisahkan.   

Akibatnya, Israel yang telah dinyatakan lolos untuk mengikuti Piala Dunia U-20 terancam. Sikap Gubernur sebagai pimpinan tertinggi di Provinsi dan penolakan beberapa organisasi masyarakat  ternyata telah membuat pemerintah Indonesia kalang kabut. FiFA menganggap Pemerintah Indonesia  tidak mampu memberikan jaminan keamanan kepada Israel sebagai peserta. FIFA tentu saja tidak mau tinggal diam dan membiarkan negara yang sudah bersusah payak berjuang untuk ikut penghelatan Piala Dunia terancam. 

Nyesal Bayar Pengobatan Mata Mahal, kalau Tau Ini Sama Ampuhnya

Ontran-ontran sepak bola Indonesia sepertinya akan semakin memuncak jika kita tidak bisa terbuka dan membuka mata kepada dunia. Kita sudah begitu terluka dengan Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada 1 Oktober 2022. Peristiwa yang menewaskan hampir 135 penonton tersebut yang selalu  akan selalu dikenang sebagai salah satu insiden terburuk dalam sejarah Indonesia.

Berbagai peristiwa lain pun seolah menjadi catatan kelam sejarah sepak bola Indonesia, misalnya, kasus dokter gadungan di Sleman, sepak bola gajah di beberapa pertandingan, dualisme kompetisi, sampai ke kasus kekerasan antarsuporter, bahkan kasus wasit yang tidak profesional selalu saja mengganggu perkembangan sepak bola. Sepak bola seperti sebuah drama penuh masalah. 

Gelaran Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia seharusnya menjadi titik balik kebangkitan sepak bola. Seharusnya sepak bola layak diperhitungkan di tingkat internasional. Jika prestasi belum mampu pada level internasioal, minimal sebagai penyelenggara kita sanggup membuktikan bahwa sepak bola masih hidup dan tidak sebatas tanding antar kampung saja. 

Sebenarnya jaminan Presiden Joko Widodo sangat jelas. Keikutsertaan Tim Nasional Israel dalam Piala Dunia U-20 tidak ada kaitannya dengan konsistensi dan posisi politik luar negeri Indonesia terhadap Palestina. (1) Sepak bola adalah masalah prestasi anak-anak bangsa, dan dukungan kita atas Palestina adalah peran kita untuk menghapuskan penjajahan di atas dunia. 

Bagaimanapun kita berharap Piala Dunia U-20 2023 tetap bisa berlangsung di negeri ini. Kita berharap bisa melihat perjuangan  besar  anak-anak negeri menunjukkan prestasi. Kita berharap merah putih gagah berkibar tinggi di angkasa. Namun, kita akan menikmati mimpi ini jika PSSI dan Pemerintah menunjukkan taji.